Peran Komunikasi Budaya Dan Kearifan Lokal Dalam Pemingitan Jero Balian Di Pura Ulun Danu Batur Kintamani Bangli

Authors

  • Ni Made Yuliani Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Keywords:

komunikasi budaya dan jero balian

Abstract

Masyarakat Bali memiliki budaya yang kuat berkaitan dengan agama. Demikian pula halnya dengan tradisi yang dimilikinya begitu beragam. Salah satunya tradisi pemilihan jero balian di pura Ulun Danu Batur Kintamani Bangli. Kuatannya pengaruh komunikasi budaya atas individu dalam pelaksanaan Pemingitan Jero Balian lebih menekankan pada aspek komunikasi secara vertikal yaitu hubungan ke atas dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Setiap individu memiliki perbedaan cara di dalam melakukan komunikasi dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, perbedaan cara atau jalan tersebut tidak merupakan suatu permasalahan. Karena pada hakekatnya dengan jalan apapun umat manusia mendekatkan diri dengan Tuhan, asalkan dilandasi dengan keyakinan serta keiklasan maka akan diterima, sehingga seluruhnya tergantung dari individu manusia itu sendiri.

Komunikasi individual juga terjadi pada proses nyanjan yaitu jero mangku mengalami trans yang diyakini kelinggihan Bhatara, pada saat melaksanakan nyanjan masyarakat meyakini bahwa Ida Bhatara memilih Jero Balian yang baru melalui perantara Jero Mangku. Sehingga dalam hal ini bahwa Jero Mangkulah sebagai media teknisnya Ida Bhatara dalam melakukan komunikasi dengan orang yang akan dipilih sebagai Jero Balian. Di sanalah terletak komunikasi massa yang terdapat dalam proses Pemingitan Jero Balian.  Terkait dengan hal tersebut maka dapat  ditarik rumusan masalah sebagai berikut; Bagaimana Peran Komunikasi Budaya Dan Kearifan Lokal Dalam Pemingitan Jero Balian Di Pura Ulun Danu Batur  Kintamani  Bangli. Bagaimana Ideologi Budaya Dalam Pemingitan Jero Balian Di Pura Ulun Danu Batur  Kintamani  Bangli. Selanjutnya diselesaian oleh teori teori Media Dan Budaya yang mencakup ideologi budaya dan hegemoni.

Manusia sebagai mahluk sosial cendrung hidup berkelompok satu sama lain dan membentuk suatu organisasi sosial yang disebut dengan masyarakat. Di dalam kelompoknya akan selalu ada komunikasi sosial yang sifatnya timbal balik satu sama lain. Komunikasi terjadi dalam setiap gerak langkah kehidupan manusia, tujuam masyarakat melakukan komunikasi yaitu agar terciptanya suatu perubahan sikap, perubahan perilaku, dan perubahan sosial. Komunikasi menjadi dasar masyarakat untuk berinteraksi dengan masyarakat yang lain, hingga terbentuk ideologi budaya.  Komunikasi yang efektif  dapat terjadi dalam berbagai aktifitas atau kegiatan dalam masyarakat baik itu dalam praktek agama dan budayanya. Dalam upacara Pemingitan Jero Balian di Desa Pakraman Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli ini terjadinya komunikasi antar kelompok selain komunikasi individu yang juga sangat penting guna menciptakan suatu hubungan yang harmonis antar warga masyarakat.

References

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Puniatmaja, I.B. Oka. 1988. Panca Sradha. Denpasar: PHDI Pusat.
Suhardana, Komang. 2008. Dasar-Dasar Kesulinggihan Suatu Pengantar Bagi Sisya Calon Sulinggih. Surabaya : Paramita.
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Prenada Media Group
Moleong, J. Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, J. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Edisi Revisi.Jakarta: Rineka Cipta.
Morissan, 2014. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta. Percetakan Kharisma Putra Utama. Penerbit Kencana Prenadamedia Group

Downloads

Published

16-01-2020

How to Cite

Yuliani, N. M. (2020). Peran Komunikasi Budaya Dan Kearifan Lokal Dalam Pemingitan Jero Balian Di Pura Ulun Danu Batur Kintamani Bangli. Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2(2-3), 181–188. Retrieved from https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya/article/view/401

Issue

Section

Articles