Eksistensi Bahasa Lokal Terkait Pemindahan Ibu Kota Negara Ke Kalimantan Timur: Ancaman dan Strategi Pemertahanannya

Authors

  • I Wayan Budiarta Universitas Warmadewa

Keywords:

Ancaman, Bahasa lokal, Eksistensi, Strategi, Pemertahanan.

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi ancaman terhadap bahasa daerah terkait rencana pemindahan ibu kota. Di samping itu, artikel ini juga menguraikan tentang cara atau langkah yang harus ditempuh dalam mempertahankan eksistensi bahasa lokal. Data dan sumber data dari penelitian ini adalah dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, maka hasil yang diperoleh adalah ancaman terhadap bahasa lokal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pengaruh bahasa mayoritas, kondisi masyarakat penuturnya, globalisasi, migrasi/urbanisasi, perkawinan antar etnik, bencana, kurangnya perhargaan dan kecintaan generasi  muda terhadap bahasa daerah, intensitas rendah penggunaan bahasa daerah, ekonomi, dan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.  Sementara itu, upaya pemertahanan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan konsentrasi penutur, kesinambungan pengalihan bahasa ibu, loyalitas terhadap bahasa ibu, khazanah bahasa generasi muda, sikap bahasa generasi muda, dan penggunaan bahasa oleh kelompok (guyub tutur). Faktor-faktor yang membuat bertahannya bahasa dapat bersumber dari dalam tubuh kelompok penutur bahasa itu atau dari luarnya. Sebuah bahasa yang mampu bertahan tentulah bukan hanya oleh faktor tunggal saja, melainkan banyak dan beragam. Faktor eksternal meliputi (1) lingkungan alam, (2) lingkungan masyarakat generasi tua, (3) lingkungan masyarakat generasi muda, (4) sikap atau perilaku masyarakat mayoritas.

References

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Grimes, Barbara F. 2002. “Kecenderungan Bahasa untuk Hidup atau Mati secara Global (Global Language Viability): Sebab, Gejala, dan Pemulihan untuk Bahasa-Bahasa yang Terancam Punah.” Dalam PELBBA 15. Jakarta: Kerjasama Penerbit Kanisius dan Unika Atma Jaya.
Gunarwan, Asim. 2006. “Kasus-kasus Pergeseran Bahasa Daerah: Akibat Persaingan dengan Bahasa Indonesia?” Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia, Februari 2006, Tahun ke 24, Nomor 1. Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia Bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia.
Kloss (1984) Language, Nation and Power: An Introduction, Springer..
Kramsch, C. J. 1998. Language and Culture. Oxford: Oxford University Press.
Mulyana, Deddy & Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: ROSDA Karya.
Sudarma, T. Fatimah Djaja. 2016. “Upaya Pemertahanan Bahasa-Budaya Sunda Di Tengah Pengaruh GlobalisasI” Jurnal Tutur Volume 02, Nomor 01, Februari 2016
Sumarsono. 1993. Pemertahanan Bahasa Melayu Loloan di Bali. Disertasi Universitas Indonesia. Jakarta:
Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa.
Wati, Falma & Sahlan, H. 2017. “Pemertahanan Bahasa Wolio Sebagai Warisan Budaya Buton” Jurnal Bastra Volume 1 Nomor 4 Maret 2017. Hal 1-22.
Widianto, Eko. 2018. “Pemertahanan Bahasa Daerah melalui Pembelajaran dan Kegiatan di Sekolah” Jurnal Kredo Vol. 1 No. 2 April 2018. Hal 1-13.
Yusri & Amri, Hasanul. 2018. “Pemertahanan Bahasa Leukon di Kabupaten Simeulue”. Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Januari 2018. Hal 14-28.

Downloads

Published

30-12-2019

How to Cite

Budiarta, I. W. (2019). Eksistensi Bahasa Lokal Terkait Pemindahan Ibu Kota Negara Ke Kalimantan Timur: Ancaman dan Strategi Pemertahanannya. Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2(2-2), 1–9. Retrieved from https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya/article/view/365

Issue

Section

Articles