Fungsi Dan Makna Caru Lantang Di Desa Adat Bugbug Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem

Authors

  • I Ketut Dani Budiantara STKIP Agama Hindu Amlapura

Keywords:

Caru Lantang, fungsi dan makna.

Abstract

Desa Adat Bugbug sampai saat ini masih melestarikan adat dan budaya leluhur. Hal ini terlihat dalam kegiatan yang berkaitan dengan upacara adat terutama dalam melaksanakan upacara Panca Yadnya. Caru Lantang merupakan salah satu upacara Panca Yadnya yang dilaksanakan umat Hindu di Desa Adat Bugbug. Sesuai dengan namanya Caru ini digelar memanjang di sepanjang jalan desa yang panjangnya empat ratus meter, dilaksanakan sepuluh tahun sekali. Caru Lantang tergolong Caru yang amat langka dan unik, karena dilaksanakan sepuluh tahun sekali memanjang di sepanjang jalan Desa Adat Bugbug. Disamping tergolong langka dan unik, juga belum pernah dilakukan kajian mendalam tentang fungsi dan makna Caru Lantang di desa Adat Bugbug. Berkaitan dengan itu, kajian difokuskan untuk mendeskripsikan fungsi dan makna Caru Lantang di Desa Adat Bugbug tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik pendekatan empiris. Jenis penelitian kualitatif, penentuan subjek penelitian purposive sampling. Jenis data digunakan data kualitatif, sumber data primer dan sekunder. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan pencatatan dokumen; serta analisis data deskriptif dengan teknik induksi dan argumentasi. Berdasarkan hasil pembahasan disimpulkan bahwa fungsi Caru Lantang di Desa Adat Bugbug yaitu fungsi religius, edukatif, kebersamaan, pelestarian budaya, sosiologis dan ekologis. Sedangkan makna Caru Lantang di Desa Adat Bugbug yaitu bermakna (1) keseimbangan alam guna terwujudnya keharmonisan, ketenangan dan kedamaian, (2) kemakmuran Desa Adat Bugbug, (3) wujud syukuritas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

References

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Arwati, Ni Made Sri. 1998. Upacara Upakara. Denpasar : Upada Sastra.
Bagus. I Gst. 1998. Kebudayaan Bali. Jakarta:Djambatan Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi Cetakan Kedelapan.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
...................1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru.
Mantra, I.B. 1993. Bali Masalah Sosial Budaya dan Modernisasi, Denpasar : PT. Upada Sastra.
Mas Putra, I Gst. Agung. 2000. Upakara Yadnya, Denpasar.. Muterini Putra, Ny. I G Mas. 1998. Panca Yadnya, Jakarta : Yayasan
Dharma Sarati.
Ngurah, I Gusti Made. 1999. Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi Surabaya :Paramita.
Purwadharminto, WJS. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Putra, Ny I.G.Ag.Mas.1985. Upacara Dewa Yadnya, Jakarta : Yayasan Dharma Duta.
Singgih Wikarman, I Nyoman. 1998. Caru Palemahan dan Sasih, Surabaya : Paramita
................ 2008. Berbagai Jenis Caru. Denpasar : Upada Sastra.
Sudarsana, I. B. Putu. 2001. Makna Upacara Bhuta Yadnya, Denpasar: Yayasan Dharma Acarya.
Sudharta, Tjok Rai dan Ida Bgs Oka Puniatmaja. 2005. Upadesa, Surabaya : Paramita.
Suharsini Arikunto, 2006. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta : Rineka Cipta .
Sutharjana, I Gede. 2008. Tawur Sasih Kaulu dan Ngesanga Desa DI Desa Adat Subagan Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem. Tesis. Tidak Diterbitkan: Program Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Denpasar.
Suardani. 2007. Persepsi Masyarakat Desa Pekraman Karangasem Terhadap Upacara Pecolong. Tesis. Tidak Diterbitkan. : Program Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Ritzer. George. 2003. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Press.
Tim Penyusun. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
...................1995. Panca Yadnya, Denpasar : Proyek Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehidupan Beragama.
_____________ 2005. Kamus Istilah Agama Hindu. Denpasar : Departemen Agama.
Triguna, IB G.Yuda. 1997. Mobilitas Kelas Konflik dan Penafsiran Kembali Simbolisme Masyarakat Hindu di Bali. Disertasi Doktor dalam Ilmu Sosial Pada Universitas Padjajaran. Bandung (Tidak Diterbitkan).
................ 2000. Teori Tentang Simbol, Denpasar:Widya Dharma.. Wiana, I Ketut 2007. Tri Hithakarana Menurut Konsef Hindu, Surabaya : Paramita.
Wijayananda, Ida Pandita Mpu Jaya. 2004. Makna Filosofis Upacara dan Upakara, Surabaya : Paramita.
Yogantara, I WayanLali. 2004.Gandarwa Wiwaha pada Masyarakat Hindu di Karangasem. Tesis. Tidak Diterbitkan : Program Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia.

Downloads

Published

01-12-2019

How to Cite

Dani Budiantara, I. K. (2019). Fungsi Dan Makna Caru Lantang Di Desa Adat Bugbug Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem. Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2(2-1), 43–67. Retrieved from https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya/article/view/352

Issue

Section

Articles