Fungsi Dan Makna Caru Lantang Di Desa Adat Bugbug Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem
Keywords:
Caru Lantang, fungsi dan makna.Abstract
Desa Adat Bugbug sampai saat ini masih melestarikan adat dan budaya leluhur. Hal ini terlihat dalam kegiatan yang berkaitan dengan upacara adat terutama dalam melaksanakan upacara Panca Yadnya. Caru Lantang merupakan salah satu upacara Panca Yadnya yang dilaksanakan umat Hindu di Desa Adat Bugbug. Sesuai dengan namanya Caru ini digelar memanjang di sepanjang jalan desa yang panjangnya empat ratus meter, dilaksanakan sepuluh tahun sekali. Caru Lantang tergolong Caru yang amat langka dan unik, karena dilaksanakan sepuluh tahun sekali memanjang di sepanjang jalan Desa Adat Bugbug. Disamping tergolong langka dan unik, juga belum pernah dilakukan kajian mendalam tentang fungsi dan makna Caru Lantang di desa Adat Bugbug. Berkaitan dengan itu, kajian difokuskan untuk mendeskripsikan fungsi dan makna Caru Lantang di Desa Adat Bugbug tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik pendekatan empiris. Jenis penelitian kualitatif, penentuan subjek penelitian purposive sampling. Jenis data digunakan data kualitatif, sumber data primer dan sekunder. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan pencatatan dokumen; serta analisis data deskriptif dengan teknik induksi dan argumentasi. Berdasarkan hasil pembahasan disimpulkan bahwa fungsi Caru Lantang di Desa Adat Bugbug yaitu fungsi religius, edukatif, kebersamaan, pelestarian budaya, sosiologis dan ekologis. Sedangkan makna Caru Lantang di Desa Adat Bugbug yaitu bermakna (1) keseimbangan alam guna terwujudnya keharmonisan, ketenangan dan kedamaian, (2) kemakmuran Desa Adat Bugbug, (3) wujud syukuritas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
References
Arwati, Ni Made Sri. 1998. Upacara Upakara. Denpasar : Upada Sastra.
Bagus. I Gst. 1998. Kebudayaan Bali. Jakarta:Djambatan Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi Cetakan Kedelapan.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
...................1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru.
Mantra, I.B. 1993. Bali Masalah Sosial Budaya dan Modernisasi, Denpasar : PT. Upada Sastra.
Mas Putra, I Gst. Agung. 2000. Upakara Yadnya, Denpasar.. Muterini Putra, Ny. I G Mas. 1998. Panca Yadnya, Jakarta : Yayasan
Dharma Sarati.
Ngurah, I Gusti Made. 1999. Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi Surabaya :Paramita.
Purwadharminto, WJS. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Putra, Ny I.G.Ag.Mas.1985. Upacara Dewa Yadnya, Jakarta : Yayasan Dharma Duta.
Singgih Wikarman, I Nyoman. 1998. Caru Palemahan dan Sasih, Surabaya : Paramita
................ 2008. Berbagai Jenis Caru. Denpasar : Upada Sastra.
Sudarsana, I. B. Putu. 2001. Makna Upacara Bhuta Yadnya, Denpasar: Yayasan Dharma Acarya.
Sudharta, Tjok Rai dan Ida Bgs Oka Puniatmaja. 2005. Upadesa, Surabaya : Paramita.
Suharsini Arikunto, 2006. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta : Rineka Cipta .
Sutharjana, I Gede. 2008. Tawur Sasih Kaulu dan Ngesanga Desa DI Desa Adat Subagan Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem. Tesis. Tidak Diterbitkan: Program Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Denpasar.
Suardani. 2007. Persepsi Masyarakat Desa Pekraman Karangasem Terhadap Upacara Pecolong. Tesis. Tidak Diterbitkan. : Program Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Ritzer. George. 2003. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Press.
Tim Penyusun. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
...................1995. Panca Yadnya, Denpasar : Proyek Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehidupan Beragama.
_____________ 2005. Kamus Istilah Agama Hindu. Denpasar : Departemen Agama.
Triguna, IB G.Yuda. 1997. Mobilitas Kelas Konflik dan Penafsiran Kembali Simbolisme Masyarakat Hindu di Bali. Disertasi Doktor dalam Ilmu Sosial Pada Universitas Padjajaran. Bandung (Tidak Diterbitkan).
................ 2000. Teori Tentang Simbol, Denpasar:Widya Dharma.. Wiana, I Ketut 2007. Tri Hithakarana Menurut Konsef Hindu, Surabaya : Paramita.
Wijayananda, Ida Pandita Mpu Jaya. 2004. Makna Filosofis Upacara dan Upakara, Surabaya : Paramita.
Yogantara, I WayanLali. 2004.Gandarwa Wiwaha pada Masyarakat Hindu di Karangasem. Tesis. Tidak Diterbitkan : Program Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
An author who publishes in the Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora agrees to the following terms:
- Author retains the copyright and grants the journal the right of first publication of the work simultaneously licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal
- Author is able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book) with the acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Author is permitted and encouraged to post his/her work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of the published work (See The Effect of Open Access).
Read more about the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Licence here: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.