Gaya Arsitektur Rumah Istri Sultan Amaluddin Tengku Khalijah di Kota Maksum

Authors

  • Hafiz Zuhdi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Yusra Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.37329/ganaya.v7i4.3511

Keywords:

Architecture, History, Residences, Sultans

Abstract

Kota Maksum is an elite area that was once the residence of the nobles of the Deli Sultanate since the royal family moved from the palace in Labuhan to the Maimun Palace in 1891. The development of Kota Maksum was inseparable from the collaboration between the kingdom and the Dutch colonialists at that time so that the buildings of the Sultanate Many Delis were built by Dutch architects, including the Kota Maksum area. One proof of the legacy of the residence of the Deli nobles in Maksum City today is the house of Sultan Amaluddin Tengku Khalijah's wife. This house is the residence of Tengku Khalijah, the wife of Sultan Amaluddin Sani Perkasa Alamsyah, located in Maksum City. What's unique is that this house still stands strong today, even though it looks like the house is not very well maintained. In this way, the author immediately plunged into the field to see the house. This research aims to reveal the architectural style and ornaments used in the house of Sultan Amaluddin Tengku Khalijah's wife in Maksum City. The research method used in this research is a historical approach using data collection techniques through field observations, direct interviews with Tengku Khalijah's descendants, and literature study. The findings from this research show that Tengku Khalijah's house is structurally styled using Dutch colonial architecture which can be seen in elements such as stiles, doors, windows, dormer roofs, roof peak decoration and the use of the dominant color white in the house which is generally also used. on Other Colonial houses. Several typical Malay ornaments with floral motifs are also used in this house.

References

Dafrina, A., Fidyati, F., Fitri, R., & Lisa, N. P. (2020). Identifikasi Fasade Bangunan Peninggalan pada Rumah Tinggal di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Jurnal Serambi Engineering, 5(3).

H. Nova, G. Pangarsa, A. (2008). Tipologi Rancangan Pintu Dan Jendela Rumah Tinggal Kolonial Belanda Di Kayutangan Malang. Arsitektur E-Journal, 1(3), 157.

Handinoto. (2012). Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa pada masa Kolonial. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Handinoto, H. (2008). Daendels Dan Perkembangan Arsitektur Di Hindia Belanda Abad 19. Dimensi (Journal of Architecture and Built Environment), 36(1), 43–53.

Husny, T. H. M. L. (1978). Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Melayu-Pesisir Deli Sumatera Timur, 1612-1950. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Hutauruk, A. F., & Adelina, D. R. (2016). Kota Maksum: Dalam Lintas Sejarah 1905-1946. Jurnal Criksetra, 5(10), 130–138.

Irwansyah. (2017). Irwansyah, Analisis Ornamen Interior Pada Ruang Balairung Istana Mimoon Medan. Jurnal Proporsi, 3, 21–32.

Kerdiati, N. L. K. R. (2022). Tinjauan Kaca Patri Sebagai Elemen Estetis Pada Bangunan. Dasa Citta Desain: E-Book Chapter Desain, 112–129.

Larasati, W. L. (2020). Pengamatan Orientalisme pada Arsitektur Istana Maimun dan Masjid Raya Medan. Vitruvian Jurnal Arsitektur Bangunan Dan Lingkungan, 10(1), 79.

Meuraxa, D. (1973). Sejarah Kebudayaan Suku-Suku di Sumatera Utara. Medan: Sasterawan.

Nasution, A. G. J., Febriani, A., Syafitri, N., & Ananda, P. (2023). Arsitektur Bangunan Istana Maimun Telaah Sejarah dan Ornamen. Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan Dan Kebudayaan, 1(1), 1–9.

Rizienta, F., Antariksa, A., & Suryasari, N. (2015). Arsitektur Fasade Bangunan Rumah Tinggal Kolonial Belanda Di Kawasan Nyai Ageng Arem-Arem Gresik. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 3(4).

Samsudi, S., Kumoro, A., Paramita, D. S. P., & Dianingrum, A. (2020). Aspek-Aspek Arsitektur Kolonial Belanda Pada Bangunan Pendopo Puri Mangkunegaran Surakarta. Arsitektura, 18(1), 166–174.

Sinar, L. (1991). Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu.

Sinar, T. L. (2006). Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur. Medan : Yayasan Kesultanan Serdang.

Soekiman, D. (2011). Kebudayaan Indis Dari Zaman Kompeni Sampai Revolusi. Jakarta: Komunitas Bambu.

Takari, M., BS, A. Z., & Dja’far, F. M. (2012). Sejarah Kesultanan Deli dan Peradaban Masyarakatnya. Medan: USU Press Bekerjasama dengan Kesultanan Deli.

Tamimi, N., Fatimah, I. S., & Hadi, A. A. (2020). Tipologi Arsitektur Kolonial Di Indonesia. Vitruvian Jurnal Arsitektur Bangunan Dan Lingkungan, 10(1), 45.

Tanjung, Y. (2018). Pemukiman Elite Kesultanan Deli Kota Maksum. Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah, 3(1), 79.

Tarore, L. T., Sangkertadi, & Kaunang, I. R. . (2016). Karakteristik Tipologi Arsitektur Kolonial Belanda Pada Rumah Tinggal Di Kawasan Tikala. Jurnal Arsitektur Daseng, 5(2), 1–9.

Tutuko, P. (2003). Ciri Khas Arsitektur Rumah Belanda (Studi Kasus Rumah Tinggal di Pasuruan). Mintakat: Jurnal Arsitektur, 4(1).

Usmani, A. R. (2016). Jejak-jejak Islam: Kamus Sejarah dan Peradaban Islam dari Masa ke Masa. Yogyakarta: Bentang Bunyan.

Veronica, S., & Siregar, R. W. (2018). Pengaruh Masa Kolonial Terhadap Struktur Ruang Kawasan (Studi Kasus: Jl. Brigjen Katamso-Jl. Avros-Jl. Karya Jaya-Jl. Ah Nasution, Medan). Prodising Seminar Nasional Kearifan Lokal, 3, 571–578.

Wihardyanto, D., & Ikaputra, I. (2020). Studi karakteristik Ruang Pada Bangunan Rumah Tinggal Kolonial di Kawasan Bangirejo Taman Yogyakarta. Nature: National Academic Journal of Architecture, 7(2), 220–240.

Downloads

Published

12-08-2024

How to Cite

Zuhdi, H. ., & Siregar, Y. D. (2024). Gaya Arsitektur Rumah Istri Sultan Amaluddin Tengku Khalijah di Kota Maksum. Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 7(4), 185–199. https://doi.org/10.37329/ganaya.v7i4.3511

Issue

Section

Articles