Sejarah dan Perkembangan Kesenian Wayang Gantung di Kota Singkawang

Authors

  • Haris Firmansyah Universitas Tanjungpura, Pontianak
  • Astrini Eka Putri Universitas Tanjungpura, Pontianak

DOI:

https://doi.org/10.37329/ganaya.v6i1.2056

Keywords:

Art, Singkawang, Hanging Puppets

Abstract

The purpose of this study is to find out how the history and development of the hanging puppet tradition in Singkawang City. This research is basic research. Qualitative data collected mainly in the form of words. To answer how the history and development of the hanging puppet art in Singkawang City, the informants who will be used as resource persons are Singkawang local traditional arts figures. In addition, it also utilizes the literature or the results of previous research. This interactive analysis technique has three components of analysis, namely data reduction, data presentation and drawing conclusions or verification. The result of this research is that the Hanging Puppet in Singkawang City became known in the early 20th century. The character who first introduced the wayang hang art in Singkawang City was Ajo or A Jong. The Chinese community in Singkawang City usually knows the hanging wayang with the term Chiao thew hi which comes from the Hakka language (Khek). The love of the people of Singkawang City for the art of wayang hanging began to increase rapidly in the 1960s. The large number of associations or groups of wayang hang artists in Singkawang City is one of the characteristics of the golden age of wayang hanging.

References

Anggoro, B. (2018). “Wayang dan Seni Pertunjukan” Kajian Sejarah Perkembangan Seni Wayang di Tanah Jawa sebagai Seni Pertunjukan dan Dakwah. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 2(2), 257-268.

Fajarini, U. (2014). Peranan kearifan lokal dalam pendidikan karakter. SOSIO-DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 1(2), 123-130.

Heidhues, M. F. S. (2008). Penambang emas, petani, dan pedagang di Distrik Tionghoa Kalimantan Barat. Jakarta: Yayasan Nabil.

Irhandayaningsih, A. (2018). Pelestarian kesenian tradisional sebagai upaya dalam menumbuhkan kecintaan budaya lokal di masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi, 2(1), 19-27.

Irianto, A. M. (2015). Mengemas kesenian tradisional dalam bentuk industri kreatif: Studi kasus kesenian jathilan. HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418, 22(2).

Karmadi, A. D. (2007). Budaya lokal sebagai warisan budaya dan upaya pelestariannya.

Kurniawan, H. (2017). Potehi In New Orders Restraint: The Lost Of Inheritor Generation of Chinese Wayang Culture. International Journal of Humanity Studies (IJHS), 1(1), 47-55.

Mariana, A. (2018). Upaya Pelestarian Wayang Gantung Sebagai Warisan Budaya Tionghoa di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. (Doctoral dissertation, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta).

La Ode, M. D. (2012). Etnis Cina Indonesia dalam Politik: Politik Etnis Cina dan Singkawang di era Reformasi 1998-2008. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Perdana, R. P., & Munir, A. (2017). Pertunjukan Barongsai di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Kota Singkawang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 6(2).

Qodariah, L., & Armiyati, L. (2013). Nilai-Nilai kearifan lokal masyarakat adat Kampung Naga sebagai alternatif sumber belajar. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1).

Rahmayani, A. (2010). Permukiman Tionghoa di Singkawang abad ke-19: sejarah kota bercirikan Tionghoa. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak Wilayah Kerja Kalimantan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Rahmayani, A. (2014). Permukiman Tionghoa di Singkawang: dari masa kongsi hingga masa kolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Suparno, S., Alfikar, G., Santi, D., & Yosi, V. (2018). Mempertahankan Eksistensi Budaya Lokal Nusantara Ditengah Arus Globalisasi Melalui Pelestarian Tradisi Gawai Dayak Sintang. Jurnal Pekan: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 3(1), 43-56.

Wibowo, A. M., & Ardany, P. P. (2015). Sejarah Kesenian wayang Timplong Kabupaten Nganjuk. Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 5(02), 182-203.

Wulandari, B. J. W. (2009). Wayang Gantung: Potret Ekspresi Budaya Tionghoa Di Singkawang. Pontianak: Departemen Kebudyaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak Wilayah Kalimantan.

Wulandari, B. J. W. (2010). Perkembangan Wayang Gantung Singkawang dan Upaya Bertahan dari Ancaman Kepunahan. Patanjala: Journal of Historical and Cultural Research, 2(3), 521-536.

Wulansari, O. D. Endah, & Zaini, T.M. (2010). Pengembangan Kesenian Wayang Golek Virtual Berbasis Komputer Dengan Software Opensource. Jurnal Informatika 10(1). 58–69.

Yogi, I. B. P. P. (2016). Lanskap pertambangan penambang Tiongkok di Monterado, Kalimantan Barat: pendekatan arkeologi sejarah. In Forum Arkeologi (Vol. 29, No. 1, pp. 1-10). Forum Arkeologi Bali.

Yuda, N., Nandar, I., & Sanulita, H. Perkembangan Kesenian Wayang Gantung di Kalangan Etnis Tionhoa Kota Singkawang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 3(7).

Downloads

Published

24-03-2023

How to Cite

Firmansyah, H. ., & Eka Putri, A. . (2023). Sejarah dan Perkembangan Kesenian Wayang Gantung di Kota Singkawang. Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 6(1), 25–36. https://doi.org/10.37329/ganaya.v6i1.2056

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)