Relevansi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kirab Sesaji di Desa Wonosari Gunung Kawi pada Pembelajaran Sejarah Kurikulum merdeka

Authors

  • Ratih Maharani Universitas Negeri Malang
  • Najib Jauhari Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.37329/cetta.v7i1.2972

Keywords:

Kirab Sesaji, History Learning, Local Wisdom, Independece Curriculum

Abstract

One thing that is no less important in studying history is preserving local wisdom so that future generations will know regional culture and develop positive attitudes that are reflected in these cultural traditions. Problems that can arise as a result of developments in increasingly modern times are generations of people who ignore local wisdom and this results in the erosion of the values ​​contained in local wisdom traditions. Therefore, the Independent Curriculum is present in history learning by creating new content, namely the integration of material regarding local wisdom. Kirab Sesaji is one of the local wisdoms in Wonosari Village, Gunung Kawi and contains many local wisdom values. The purpose of writing this research is to (1.) Outline the local wisdom content of history learning in the Merdeka Curriculum; (2). Explain the meaning of Kirab Sesaji tradition, and; (3). Find out the relevance of the local wisdom values ​​of the Carnival of Offerings in the history learning of the Merdeka Curriculum. The research method used is a qualitative method with literature studies and interviews. The data collected came from primary sources, namely oral interviews with the resource person Suwito as the head of Wonosari village, and secondary sources using literature studies such as exploration of journals, books and other library sources to support writing. The results of the research concluded that Kirab Sesaji contains local wisdom values ​​in the form of religious values, cultural values, social values ​​and educational values ​​that are relevant to the profile of Pancasila students studying history in the Merdeka Curriculum. The traditions and values ​​of Local Wisdom contained in the Kirab Sesaji also have relevance to the history learning phase E class X regarding the material coverage of the Islamic Kingdom in Indonesia.

References

Afiatin, T. (2018). Psikologi Perkawinan Dan Keluarga: Penguatan Keluarga Di Era Digital Berbasis Kearifan Lokal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Budiarta, I. (2023). Integrasi Kearifan Lokal Mulat Sarira Dalam Pembelajaran Sejarah. Journal Ikatan Keluarga Alumni Undiksha, 21(1), 1–7.

Hamid, A. (2014). Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Huda, M., & Khasanah, I. (2019). Budaya Sebagai Perekat Hubungan Antara Umat Beragama Di Suku Tengger. Sangkep: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan, 2(2), 151–70.

Idammatusilmi., & Putra, H. (2023). Philosophical Values Of The Bhumi Sakti Serving In Legoksari Temanggung Village. Jurnal Penelitian Keislaman, 19(1), 29–42.

Irawati, D., Iqbal, A. M., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2022). Profil Pelajar Pancasila Sebagai Upaya Mewujudkan Karakter Bangsa. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 1224–1238.

Kemendikbudristek. (2022). Keputusan Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022.

Mu’arif, S. (2022). Titik Temu Antara Ekonomi Islam, Kearifan Dan Budaya Lokal. Jurnal STAI Pati, 12(2), 99–109.

Njatrijani, R. (2018). Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang. Gema Keadilan Edisi Jurnal, 5(1), 16–31.

Raharjo., & Kurniawan, Y. (2021). Pengembangan Model Pembelajaran Sejarah Kepemimpinan Berbasis Pedagogi Reflektif Untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Siswa SMA. Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 11(2), 173–87.

Rahmaniah, A. (2016). Etnografi Masyarakat Gunung Kawi Kabupaten Malang. Jurnal PIPS, 2(2), 161–79.

Rulianto, & Hartono, F. (2018). Pendidikan Sejarah Sebagai Penguat Pendidikan Karakter. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 4(2), 127–34.

Sjarkawi. (2008). Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara.

Suja, I. W. (2011). Analisis Kebutuhan Pengembangan Buku Ajar Sains SD Bermuatan Pedagogi Budaya Bali. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 44(1–3), 84–92.

Sulistyorini, D. (2021). Mistisme Islam-Jawa Dalam Ritual Haul R.M Iman Soedjono Di Pesarean Gunung Kawi. Tadrisuna: Jurnal Pendidikan Islam Dan Kajian Keislaman, 1(1), 26–36.

Susanto, H. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah, Isu, Gagasan, Dan Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Suttrisno, & Rofi’ah, F. Z. (2023). Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Guna Mengoptimalkan Projek Penguatan Pelajar Pancasila Madrasah Ibtidaiyah Di Bojonegoro. Pionir: Jurnal Pendidikan, 12(1), 54–76.

Syafi’i, I. (2018). Ritual Pesarean Gunung Kawi: Perspektif Fiqih Sosial Dan Tasawuf. Jurnal Tadrisuna, 1(2), 181–196.

Tju, I. (1953). Riwayat Eyang Dugo Panembahan Gunung Kawi. Surabaya: Astagina.

Umar, J. (2015). Peranan Nilai Sosial Dalam Pengembangan Pendidikan Umum. Jurnal Al-Idarah, 5(2), 1–18.

Umro, J. (2018). Penanaman Nilai Sosial Dalam Pengembangan Pendidikan Umum. Jurnal Al-Makrifat, 3(2), 149–66.

Utari, U., Degeng, I. N., & Akbar, S. (2016). Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran IPS, 1(1), 39–44.

Wibowo, A., &. Gunawan. (2015). Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar.

Downloads

Published

25-01-2024

How to Cite

Maharani, R., & Jauhari, N. . (2024). Relevansi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kirab Sesaji di Desa Wonosari Gunung Kawi pada Pembelajaran Sejarah Kurikulum merdeka. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 7(1), 1–13. https://doi.org/10.37329/cetta.v7i1.2972

Issue

Section

Articles