Peran Pasraman Sebagai Lembaga Pendidikan Keagaman Hindu Dalam Pemertahanan Bahasa Bali di Kabupaten Lombok Barat

Authors

  • Desak Made Yoniartini Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram
  • Mahsun Universitas Mataram
  • Burhanudin Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.37329/jpah.v6i3.1840

Keywords:

Language Maintenance, Balinese Language, Pasraman

Abstract

Language is a means of communication, and it is also as an introduction to culture; therefore, it is essential for a community to maintain its regional language. The Balinese regional language is one of the languages ​​which still exists today; however, there is concern that the Balinese language (especially those which are outside Bali island) will no longer be able to survive due to the use of local languages, Indonesian and foreign languages in the future, especially used in educational institutions. In addition to formal educational institutions, the maintenance of the language can also be applied in Hindu religious education institutions such as pasraman. Pasraman is considered to have a crucial role of Balinese language preservation in non-formal educational institutions, particularly for children (bala) and youths (yowana). This study aimed to examine the role of pasraman in preserving Balinese language (oral and written) in West Lombok Regency. This study used a descriptive qualitative approach and the data collection methods used were the speaking and the listening method. The results of this study indicated that pasraman as a non-formal Hindu religious education institution had a very important role in the Balinese language maintenance. The preservation of the Balinese language in the pasraman consisted of two areas, namely the maintenance of written and spoken language. The maintenance of the former was conducted by teaching Balinese script (introduction to a writing system of Balinese script, writing Balinese script and reading Balinese script), while preservation of the latter was conducted by language interaction between acarya and brahmacari and interaction between fellow brahmacari uttering Balinese language in the pasraman environment during both the teaching learning process and after-school activities.

References

Alaini, N. N. (2013). Karya Sastra yang Tumbuh dan Berkembang dalam Masyarakat Tutur Bahasa Bali di Lombok: Suatu Kajian Bandingan Giografis. Mabasan, 85-99.

Arifin, J., & Sulfasyah. (2016). Implikasi Pendidikan non formal pada remaja. Implikasi Pendidikan non formal pada remaja. Jurnal equilibrium Pendidikan sosiologi, 1-8.

Astawa, I. N. (2018). Pola Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Hindu. Satya Widya: Jurnal Pendidikan Agama, 88-110.

Crystal, D. (2014). Language death. Unieted kingdom: Cambridge University Press.

Gunada, I. K., Dyatmika, G. E., & Weda, I. G. (2021 ). Pelatihan dan Pembelajaran Aksara Bali pada Anak-Anak di Pasraman Amerta Sanjiwani. Selaparang. Selaparang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 155-164.

Hardiyanti, K. L., Purnami, I. A., & Aryana, I. B. (2022). Meningkatkan Kemampuan Menulis Aksara Bali Menggunakan Aplikasi Transliterasi Aksara Bali Kelas XI MIA 1. Jurnal Pendidikan Bahasa Bali Undiksha, 1-10.

Hindu, D. J. (2021). Kurikulum Pendidikan Keagamaan Pasraman NonFormal. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia.

Inah, E. N. (2015). Peran Komunikasi dalam Interaksi Guru dan Siswa. Jurnal-Al'dib, 150-167.

Janse, M., & Sijmen, T. (2003). Language Death and Language Maintenance Theoretical, practical and descriptive approaches. Amsterdam Studies In The Theory and History Of Linguistic Science.

Lapasau, M., & Zaenal, A. (2016). Sosiolinguistik. Tangerang: Pustaka Mandiri.

Mahsun. (2019). Metode Penelitian Bahasa. Depok: Rajawali Press.

Mandala, H. (2020). Realita Bahasa Bali di Lombok Terkini. Jurnal Ilmiah Telaah, 76-82.

Perni, N. N. (2017). Singkronisasi Lembaga Pendidikan Hindu dalam Menumbuhkembangkan Karakter Anak Didik. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 40-50.

Pratiwi, D. (2006). Pergeseran Bahasa sebagai Dampak Sikap Bahasa. Diksi, 86-94. .

Rai, I. B. (2013). Perkembangan Pasang Aksara Bali dalam Upaya pelestarian Budaya Bali. Jurnal IKA, 16-26.

Selasih, N. N., & Sudarsana, I. K. (2019). Pembelajaran Berbasis Pasraman. Bali. Denpasar: Jayapangus Press.

Suardiana, I. W. (2020). Kunci Wasiat Kebudayaan: Membuka Peradaban dengan Aksara Bali. Pustaka, 46-50.

Sumarsono. (2017). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Swana, I. P. (2021). Strategi Mengatasi Hambatan dalam Pengelolaan Lembaga Pendidikan Agama Hindu: Studi Fenomenologi Terhadap Pasraman Nonformal di Kota Mataram. Prosiding Webinar Nasional IAHN-TP Palangka Raya, (pp. 43-54). Palangkaraya.

Widiantana, I. K., Indrayani, A. A., Sentana, G. D., Ranem, I. N., & Adnyana, G. A. (2022). Pelatihan Menulis dan Membaca Aksara Bali dalam Media Lontar di Museum Lontar Dukuh Penaban, Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Kasangasem, Kabupaten K. Sevanam: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 45-54.

Winanti, N. P. (2021). Pasraman sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Budaya dan Spiritual. Jayapangus Press, 106-114.

Zulaeha, I. (2017). Strategi Pemertahanan Bahasa Daerah pada Ranah Pendidikan. Jurnal Peradaban Melayu, 40-46.

Downloads

Published

06-07-2022

How to Cite

Yoniartini, D. M. ., Mahsun, & Burhanudin. (2022). Peran Pasraman Sebagai Lembaga Pendidikan Keagaman Hindu Dalam Pemertahanan Bahasa Bali di Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 6(3), 163–172. https://doi.org/10.37329/jpah.v6i3.1840

Issue

Section

Articles