Model Pendidikan Lingkungan Hidup Bagi Generasi Melenial Pada Era 4.0 (Kasus Pengelolan Hutan Di Desa Adat Tenganan)

Authors

  • Ni Wayan Karmini Universitas Hindu Indonesia

Keywords:

Tenganan Forest, Environmental Preservation, Era 4.0

Abstract

This scientific work discusses the discussion of the implementation of local wisdom of the Tenganan Village indigenous people in managing forests and their meaning in environmental education for millennials in the 4.0 era. As a form of qualitative study, research data were obtained through observation, literature study, and in-depth interviews with 11 informants, namely observers of Balinese cultural tourism and customary interpreters of Tenganan Pegringsingan Village. The collected data were analyzed descriptively-qualitatively. The assessment results show that customary law forms awig-awig applied to the management of Tenganan Pengingsingan village tourism forest. The local Balinese community strongly agrees and implements these awig-awig, among others considered as part of the local nature, does not damage the potential of forest flora and fauna, and utilize forest products in an adaptive manner. The application of local wisdom (awig-awig) in managing the Tenganan forest is compatible with the direct application of growing protection that supports environmental preservation. The attitude and problems of the Tenganan community in forest management are adjusted to the model of direct education for local children in efforts to preserve the environment.

References

Anonim. (2019). Revolusi Industri 4.0 Menjadi Tantangan Kelestarian Lingkungan Hidup; 20 Februari 2019; https://www.greeners.co/berita/revolusi-industri-4-0-menjadi-tantangan-kelestarian-lingkungan-hidup/
Ardika, I W. (2006). Pengelolaan Pusaka Budaya sebagai Obyek dan Daya Tarik Pariwisata Bali (dalam Bali Bangkit Kembali). Denpasar: Departemen Kebudayan dan pariwisata RI dan Universitas Udayana.
Astiti, T. I. P. (2005). Awig-Awig Sebagai Sarana Pelestarian Lingkungan Hidup. Denpasar: PPLH Lemlit Universitas Udayana.
Awig-awig Desa Adat Tenganan Pegringsingan
Budeanu, A. (2007). Sustainable Tourist Behavior : A Discussion of Opportunities For Change, International Journal of Customer Studies, 31, pp. 499-508.
Bungin, B. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Depok: Rajagrafindo.
Damanik, J. dan Weber, H. (2006). Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta : PUSPAR UGM dan Andi.
Giddens, A. (2003). The Constitution of So-ciety : Teori Strukturasi untuk Analisis Sosial (D. A. L. Sujono, Trans.). Pasuruan: Penerbit Pedati.
Mantra, I. B. (1996). Landasan Kebudayaan Bali. Denpasar: Yayasan Dharma Sastra.
Saroni, M. (2011). Orang Miskin Bukan Orang Bodoh. Yogyakarta: BahteraBuku
Peraturan Daerah (Perda) Penataan Kawasan Pariwisata Kabupaten Karangasem Nomor 8 Tahun 2003
Mulyana, R. (2004). Mengatikulasi Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Kepariwisataan Budaya Bali.
Permana dkk. (2010). Perubahan Pola Ruang Tradisional Desa adat Tenganan Pegringsingan. E-Journal (Volume 3 Nomor 1, November 2010) Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang.
Piskorski, M. J. (2011). Social Strategies That Work. Cambridge :Harvard Business Press.
Pitana dan Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Ristek Dikti. (2018). Urgensi Audit Teknologi Di Era Revolusi Industri 4.0; https://ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2018/12/20181207094442__MG_9644-01-180x110-1.jpeg
Ristekdikti. (2018). Mempersiapkan SDM Indonesia di Era Industri 4.0 (Bahan Presentasi). Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018; http://sdgcenter.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/ Kemenristek dikti-Mempersiapkan-SDM-Indonesia-di-Era-Industri-4.0.pdf
Sabri, L., & Hastono, S. P. (2006). Statistik Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sadulloh, U. (2011). Pedagogik. Bandung: Alfabeta.
Senastri, N. M. J. (2008). Pengelolaan Lingkungan Hidup Berdasarkan Prinsip- Prinsip Kearifan Lokal (Studi di Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali) (Tesis). Jember: Program Studi Magister Ilmu Hukum, Pascasarjana, Universitas Jember.
Soemarwoto, O. (1991). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Soemarwoto, O. (1994). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan.
Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Wang, Y. and Wall, G. (2005). Sharing the Benefits of Tourism : A Case Study in Hainam, China. Environments, 33 (1); hal 41 – 59.
Wihadanto, F. (2013). Mengatasi Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Melalui Mekanisme Kompensasi Di Era Otonomi Daerah : Studi Kasus Provinsi Bali. (Prosiding Seminar Nasional FISIP-UT), Transformasi Kepemimpinan Nasional Menuju Masyarakat Madani (ISBN : 978-979-011-827-0).

Downloads

Published

01-10-2019

How to Cite

Karmini, N. W. (2019). Model Pendidikan Lingkungan Hidup Bagi Generasi Melenial Pada Era 4.0 (Kasus Pengelolan Hutan Di Desa Adat Tenganan). Jurnal Penelitian Agama Hindu, 3(2), 158–167. Retrieved from https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/JPAH/article/view/1165

Issue

Section

Articles