Implementation Of Tri Hita Karana Teachings In Subak Activities In Bali

Authors

  • Ni Gusti Ayu Agung Nerawati Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Keywords:

Tri Hita Karana Teachings, Subak

Abstract

Revealing the life of traditional farmers in modern times nowadays seems like reminiscing about a past life. Advances in technology and communication led to shifts in several aspects of people's lives, including Balinese people who mostly Hinduism. This shift does not only occur at the social level, such as daily life but also on the public mindset which leads to a mindset that prioritizes all material interests. Even though, there are still many Balinese people, especially those living in rural areas, who still show mindset and lifestyle like those found in the past and shown in their daily lives today. This is still strong in the traditional farmers’ life.

References

Lestari, P. F. K., Windia, W., & Astiti, N. W. S. (2015). Penerapan Tri Hita Karana untuk Keberlanjutan Sistem Subak yang Menjadi Warisan Budaya Dunia: Kasus Subak Wangaya Betan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. JURNAL MANAJEMEN AGRIBISNIS (Journal Of Agribusiness Management), 3(1).
Kardi, C. (2012). Upaya Peningkatan Daya Saing Subak Dalam Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Dan Pariwisata Kerakyatan Di Kabupaten Buleleng. Jurnal Agrimeta, 2(03).
Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nopitasari, N. P. I., & Suatra, P. (2013). Konsep Tri Hita Karana dalam Subak. Kertha Desa, 1(2), 1-5.
Saputra, K. A., Atmadja, A. T., SE, A., & SINARWATI, N. K. (2017). MEMAKNAI KONSEP KESEIMBANGAN ANTAR KOMPONEN TRI HITA KARANA DALAM PENGANGGARAN ORGANISASI SUBAK (STUDI KASUS PADA SUBAK KALICULUK, DESA PAKRAMAN DENCARIK, KECAMATAN BANJAR. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 8(2).
Sudarta, W. dan Dharma, I P. (2013). Memperkuat Subak Anggabaya dari Segi Kelembagaan. Laporan Pengabdian Masyarakat. Kerjasama Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dengan Program Ekstensi Fakultas Pertanian UNUD.
Suhardana. K.M. 2006. Pengantar Etika dan Moralitas Hindu (bahan kjian untuk memperbaiki timgkah laku) Surabaya: Paramita.
Surawati, N. M., & Sari, I. A. P. (2020). AKTUALISASI AJARAN TRI HITA KARANA DALAM TRADISI TAJEN PANGANGON DI SUBAK TEBA DESA ADAT TANGEB. WIDYANATYA, 2(01), 47-56.
Sutawan, Nyoman. 2005. Subak Menghadapi Tantangan Globalisasi: Perlu Upaya Pelestarian dan Pemberdayaan Secara Lebih Serius dalam Pitana, I Gde dan I Gede Setiawan AP (Editor). 2005. Revitalisasi Subak dalam Memasuki Era Globalisasi.Yogyakarta: Penerbit Andi.
Titib. IMade, 1996. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya: Paramita
Wastika, D. N. (2005). Penerapan konsep tri hita karana dalam perencanaan perumahan di Bali. Jurnal Permukiman Natah, 3(2), 62-105.
Wiana, I K. (2004). Mengapa Bali disebut Bali?. Surabaya: Paramita.

Downloads

Published

01-04-2020

How to Cite

Nerawati, N. G. A. A. (2020). Implementation Of Tri Hita Karana Teachings In Subak Activities In Bali. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 4(2), 133–140. Retrieved from https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/JPAH/article/view/1218

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)